PERBANDINGAN EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans.) DENGAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS WISTAR

Penggunaan obat antituberkulosis isoniazid dan rifampisin diketahui dapat menyebabkan drug-induced hepatitis sehingga memerlukan pemberian hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol benalu teh (EBT) dalam mencegah kenaikan kadar S erum Glutamic-Pyruvic Transaminase / SGPT pada tikus yang diinduksi rifampisin, dibandingkan dengan temulawak (ETL). Sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kontrol positif; negatif; tiga uji masing-masing diberi induktor EBT dosis 35, 70, 140 mg/kgBB; pembanding sediaan mengandung ETL 36 mg/kgBB. Setelah 15 hari, dilakukan analisa parameter sampel darah dari vena lateralis ekor. Hasil menunjukkan 70 mg/kgBB serta memiliki rata-rata lebih rendah signifikan secara statistik positif (p<0,05). Rata-rata tidak berbeda bermakna ETL. Sehingga disimpulkan bahwa efek hepatoprotektor tersebut sebanding temulawak. Kata kunci : hepatoprotektor, teh, temulawak, antituberkulosis,